Buletin Edisi November 2020

ARTICLE
FITNAH DAN GOSIP (Bagian 1)
COLLEGE NEWS
πŸŽ“ WISUDA
⛱ LIBURAN di SEBALANG
😭 UCAPAN BELASUNGKAWA
STUDENT'S CORNER
πŸ“‚STUDENT PROFILE

FITNAH DAN GOSIP (Bagian 1)
Oleh: David W. Hester

(Catatan Redaksi: Bagi sebagian orang, fitnah dan gosip sepertinya sudah dianggap hal lumrah di dalam kehidupan sehari-hari. Menggunjingkan dan memfitnah orang lain bukan lagi menjadi rahasia dua tiga orang, tetapi sudah menjadi konsumsi publik. Apalagi dengan adanya aplikasi-aplikasi media sosial saat ini, bergosip dan menyebarkan fitnah semakin terbuka dan berani. Dan ironisnya, ada sebagian orang Kristen masih melakukan hal yang sama, bahkan terhadap saudara seiman mereka. Sungguh memprihatinkan! Nah, melalui artikel ini dibicarakan panjang lebar mengenai betapa bahayanya dosa fitnah dan gosip, dan bagaimana orang Kristen mencegah fitnah dan gosip merasuk kehidupannya serta bagaimana harus bersikap ketika menjadi korban fitnah dan gosip, sehingga setiap orang Kristen senantiasa bijak dalam bertutur kata dan berpikir positif tentang orang lain).

Dua dari masalah-masalah utama yang dihadapi gereja saat ini adalah fitnah dan gossip. Mungkin kita semua telah mengenal orang baik dan jujur, yang hidupnya terluka oleh dosa fitnah dan gossip. Mungkin, kita dapat mengingat bagaimana seluruh jemaat terpecah belah akibat dari ucapan fitnah.

Jika sebagian anggota jemaat Tuhan mau menghabiskan setengah energi mereka untuk menyelamatkan jiwa seperti yang biasa mereka lakukan dalam bergosip dan memfitnah, maka semakin banyak lagi jiwa yang akan dimenangkan bagi Kristus. Tapi sedihnya, banyak saudara seiman yang dipengaruhi oleh televisi dan Hollywood daripada Firman Allah.

Orang Kristen harus mencegah penyalahgunaan lidah. Adalah kehendak Allah supaya manusia mengekang lidahnya; jika tidak, maka sia-sialah ibadahnya. Yakobus menyatakan, “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Jam. 1:26).1 Ada banyak cara orang bisa berdosa dengan lidahnya, tetapi gossip dan fitnah barangkali yang paling menghancurkan.

Tetapi masalah yang rumit adalah bahwa pemberita injil yang setia kadang-kadang dituduh melakukan gosip dan fitnah. Kapanpun doktrin palsu diekspos dan guru-guru palsu dibicarakan di depan umum, maka sebagian orang akan berkata bahwa itu hanyalah “gossip penginjil.” Tidak apa-apa statemen-statemen itu direkam, ada dalam kaset, dan dicetak!

Selain kekacauan orang-orang yang terlibat dalam doktrin palsu, tanpa terkecuali mereka akan berseru bahwa doktrin-doktrin itu “disalahpahami,” atau “diambil di luar konteks.” Mereka juga menuduh para penginjil yang setia memfitnah. Sekarang, masalahnya adalah bahwa sebagian penginjil terlibat dalam gossip dan fitnah – kita tidak kebal. Tetapi, ketika seorang penginjil hidup sesuai tuntutan pemberitaan kebenaran, maka dia tidak terlibat dalam gossip. Hanya mengekspose doktrin palsu tidak sama dengan fitnah.

Untuk memahami masalah yang sebenarnya, kita harus mengetahui apa yang dikatakan Alkitab tentang gossip dan fitnah. Kita perlu melihat akibat-akibat dari kedua dosa ini di dalam kehidupan orang. Dan, yang paling penting adalah kita harus memutuskan untuk tidak terlibat di dalamnya.

Gosip adalah suatu dosa dimana banyak orang bersalah karenanya. Menyebarkan desas-desus selalu menjadi ancaman yang mengerikan bagi masyarakat. Pertimbangkan dampak dari berita media. Berapa kali reporter (pembawa berita) mengumumkan suatu cerita skandal ke publik yang dikaitkan dengan "sumber anonim"? Kolom gosip di dunia hiburan dan pertunjukan-pertunjukan televisi juga berkontribusi besar dalam masalah ini. Tidak heran, jika kemudian gereja Tuhan bermasalah dengan hal itu!

Musa menulis, “Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN” (Ima. 19:16). Tidaklah bijak menceritakan rahasia. Orang yang setia menjaga rahasia, tetapi orang yang suka menyebarkan desas-desus membuka rahasia. Solomo berkata di dalam Amsal 11:13, “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” Dengan ayat ini sebagai tolok ukur, orang yang manakah Anda? Penyebar desas-desus? Atau, orang setia?

Berapa kali seseorang mendengar suatu rahasia dari seorang yang dapat dipercaya, tapi tidak lama kemudian menceritakannya kepada sebanyak mungkin orang? Gosip merusak persahabatan. Hal ini kita tahu dari pengamatan dan Alkitab. Lagi, dengarkan Salomo: “Seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib” (Ams. 16:28). Gosip bisa berawal dari tempat kerja, memecah belah jemaat, menghancurkan keluarga, merusak reputasi, dan menghancurkan kebahagiaan orang yang tidak bersalah.

Tetapi, telah dikatakan bahwa gosip juga melibatkan niat. Katakan saja sebagai contoh, bahwa seseorang mendengar cerita tentang suatu dosa yang melibatkan seorang anggota jemaat yang tidak diketahui oleh publik. Lalu orang itu menceritakan kepada para penatua tentang hal itu, karena hal tersebut mempengaruhi kawanan yang mereka gembalakan. Dia juga menceritakan salah satu pasangan di antara saudara-saudara yang dapat dipercaya sehingga mereka mungkin menyadari masalah itu dan dapat membantu. Apakah ini gosip? Jelas sekali niatnya adalah untuk membantu orang itu dan bukan untuk melukainya. Namun, jika diceritakan dengan cara konspiratif tanpa pandang bulu dengan maksud untuk merugikan, maka itu menjadi gosip. Jelas, niat ada di sana.

Di dalam 1 Timotius 5:13, Paulus mengindikasikan apa yang termasuk di dalam gosip. Di saat menggambarkan dosa para janda muda, dia berkata, “Lagipula dengan keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal yang tidak pantas.” Perhatikan ada hasrat di dalamnya. Mereka “keluar masuk rumah orang.” Mereka sibuk, tetapi bukan tentang bisnis Tuhan!

Tukang gosip pasti menderita. Petrus berkata, “Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau” (1 Pet. 4:15). Dia menderita kehilangan reputasi, persahabatan, dan karakter. Dia biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah dan seorang yang sangat sedih dan pahit.

Pekerjaan jahat tukang gosip tidak bisa ditolerir. Allah telah berfirman di masa lampau bahwa orang benar jangan bergaul dengan orang yang demikian. Dengarkan Salomo di dalam Amsal 20:19. “Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.” Orang yang memberi telinganya mendengar gosip sama berdosanya dengan orang yang suka bergunjing!

Hasrat untuk mendengar kejahatan dan fitnah mengungkapkan hati yang jahat, sebagaimana kita lihat dari Amsal 17:4. “Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.” Ingat, jika tidak ada telinga yang suka mendengar gosip, maka tidak akan ada lidah yang suka bergosip juga.

Paulus menulis, “Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna” (2 Tess. 3:11). Menurut sang rasul, seorang yang sibuk mencampuri urusan orang lain layak untuk ditarik keluar. Ayat 14 berkata untuk menandai orang itu, dan “jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu.” Paulus mengetahui pekerjaan gereja akan terhambat jika gosip dibiarkan tak dihiraukan! Tetapi, dia menambahkan di ayat 15, “tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.” Kita harus berusaha untuk memulihkan orang yang demikian kembali kepada kebenaran untuk menyelamatkan jiwanya.

Diberkatilah hati mereka, namun beberapa anggota marah kepada para penatua dan keputusan mereka. Yang lain kecewa kepada penginjil dan apa yang dia beritakan. Anggota-anggota ini akan membicarakan tentang mereka dan isteri-isteri mereka dalam keadaan marah, dan menceritakan kepada orang lain “apa pendapat mereka.” Biasanya, jika mereka kecewa kepada para penatua dan penginjil, alasannya adalah karena mereka tidak melayani keinginan dari pihak yang "tersinggung". Hati-hatilah ketika hal itu terjadi!

Seseorang berkata, “Saya tidak bergosip; Saya menceritakan hal yang sebenarnya.” Benarkah? Anda lebih baik mencatat pernyataan itu! Intinya, saudara-saudara, bahwa gosip adalah dosa! Itu berakar dari keegoisan! Jika saya tidak mendapatkan apa yang saya mau, saya akan menghentakkan kaki saya, mengamuk, menahan nafas, dan bertindak seperti anak manja. Gosip sejalan dengan tingkah laku itu. Hal itu menunjukkan kurangnya kedewasaan spiritual. (Bersambung…)


COLLEGE NEWS (Timbul MTS)

Shalom, AASBS kembali menyapa! Harapan kami kiranya semua pembaca dalam keadaan sehat dimanapun berada. Tidak terasa kita semakin dekat dengan penghujung tahun. Triwulan terakhir tahun ini telah menyelesaikan midterm. Rata-rata mahasiswa mendapatkan nilai yang bagus. Semua itu adalah karena disiplin dan konsistensi dalam belajar dengan giat.

πŸŽ“ WISUDA
Direncanakan wisuda akhir tahun ajaran ini akan dilaksanakan pada tanggal 22 November 2020. Ada lima mahasiswa yang akan diwisuda, antara lain:
1. Ridho Setiawan
2. Julian Efendi
3. Detina Telaumbanua
4. Dedi Cardias Zebua
5. Soni Khamo Waruwu

LIBURAN di SEBALANG
Setelah menyelesaikan midterm bulan Oktober lalu, keluarga besar AASBS mengadakan liburan bersama di Pantai Sebalang Lampung Selatan. Everybody enjoyed the recreation!!!

😭 UCAPAN BELASUNGKAWA
Segenap keluarga besar AASBS mengucapkan turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Sdri. Magdalena. Salah seorang alumni AASBS dan juga pernah mengajar di AASBS. Almarhumah adalah adik kandung dari Sdr. Alex Daniel Direktur AASBS dan juga isteri dari Sdr. Harun Tamale yang juga salah seorang alumni dan saat ini sebagai staf pengajar part timer di AASBS.


STUDENT'S CORNER

πŸ“‚ STUDENT PROFILE
Nama : Sunia Ndruru
TTL : Buluko, 10 Oktober 1997
Asal : Nias Selatan
Hobi : Menjahit
Kuliah : Di Akademi Alkitab Sumatera Bagian Selatan Tujuan : Untuk mengembangkan pemahaman dalam Alkitab serta menjadi pelayan khusus kelas wanita.

Related Posts