Buletin Edisi Agustus 2024

HIDUP SESUAI DENGAN INJIL KRISTUS

Oleh Rick Owens

Gereja di Roma salah memahami bagaimana kasih karunia bekerja. Pasal lima surat Paulus ditutup dengan kebenaran bahwa di mana dosa berlimpah, kasih karunia semakin berlimpah (Rm. 5:20). Saudara-saudara di Roma percaya bahwa karena kasih karunia semakin berlimpah di mana dosa semakin banyak, maka semakin banyak dosa yang mereka lakukan, semakin banyak kasih karunia yang akan mereka terima. Untuk menjawab kesalahan mereka, Paulus bertanya kepada mereka, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa” (Roma 6:1-7).

Pembenaran dari dosa oleh iman, bukanlah dorongan untuk melakukan lebih banyak dosa; sebaliknya, pembenaran ini membebaskan orang tersebut dari belenggu dosa dan maut. Setelah membuat orang berdosa mati, melalui ketaatan kepada Injil (percaya, Mrk. 16:16; pertobatan, Kis. 2:38; pengakuan, Kis. 8:37; dan tunduk pada baptisan untuk pengampunan dosa, Kis. 22:16), ia kemudian menjalani gaya hidup yang baru (Rm. 6:4). Paulus berbicara tentang mematikan manusia lama yang berdosa, yang berarti orang percaya tidak lagi hidup sebagai orang berdosa di dalam dunia; sebaliknya, ia harus “hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang” (1 Yoh. 1:7). Jika ia melakukan hal itu, Yohanes mengatakan bahwa darah Kristus akan terus menyucikan orang percaya dari dosa-dosa dalam kehidupan ini.

Begitu perjalanan hidup yang baru dimulai, setelah menaati Injil, begitu penting untuk mengubah pilihan-pilihan dalam hidup. Orang Kristen harus menjaga lidah mereka, mengubah cara mereka berbicara, mereka harus lebih memperhatikan sikap mereka terhadap sesama, mereka harus memantau tindakan mereka lebih dekat, atau bahkan lebih memperhatikan cara mereka berpakaian. Semuanya harus sesuai dengan cara yang Allah harapkan bagi orang Kristen untuk hidup dan berperilaku.

Kristus menggambarkan murid-murid-Nya sebagai “garam dunia” dan “terang dunia” (Mat. 5:13-16). Paulus menasihati jemaat di Kolose untuk “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang” (Kolose 4:5-6). Dengan berjalan dalam terang, seperti yang diperintahkan Yohanes, kita akan selalu menjadi teladan yang baik bagi mereka yang ada di dalam dan di luar gereja.

Sangatlah penting bagi orang Kristen untuk menjadi teladan yang baik bagi orang-orang yang bukan anggota gereja Tuhan. Petrus berbicara tentang pentingnya hal ini ketika ia berkata, “Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka” (1 Petrus 2:12). Ia juga berbicara tentang bagaimana seseorang dapat mentobatkan orang lain melalui gaya hidupnya yang saleh, “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu” (1 Petrus 3:1-2).

Jika seseorang hidup benar “berpadanan dengan Injil Kristus” (Filipi 1:27), maka ia akan menjalani kehidupan yang murni. Jika seseorang tidak hidup dengan benar, dan menyatakan melakukannya demikian, ia akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya secara negatif. Bayangkan seseorang yang mengaku sebagai anggota gereja Tuhan tetapi mereka tetap melakukan praktik-praktik duniawi seperti menjadi orang yang tidak dapat dipercaya, berbohong, berkata-kata kotor, minum alkohol (mengaku bahwa minum-minum untuk pergaulan sosial dapat diterima), menyimpan kebencian di dalam hati terhadap orang lain, berjudi, atau berpakaian tidak sopan seperti orang dunia (mengenakan pakaian ketat atau terbuka). Perilaku seperti itu akan membuat gereja Kristus malu, dipermalukan, dan dicela, yang untuknya Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya sendiri (Kisah Para Rasul 20:28). Kita harus selalu bertanya pada diri sendiri, “Apakah perilaku saya adalah perilaku yang akan disetujui oleh Kristus?” Untuk mencapai surga, seseorang harus jujur pada dirinya sendiri, dengan mempertimbangkan gaya hidupnya. Jika itu adalah sesuatu yang tidak disetujui oleh Kristus, orang tersebut harus mengasihi Dia dan jiwanya sendiri untuk berhenti melakukan hal-hal tersebut.

Ketika seseorang menaati Injil, Yesus memberikan firman-Nya kepada orang itu untuk menyerahkan diri dan hidup seperti yang Yesus minta, dan bukan seperti kehidupan orang yang tidak percaya. Orang Kristen akan selalu hidup “sesuai dengan Injil Kristus.”


College News

Pelatihan Penjala Manusia

Para mahasiswa mengikuti pelatihan Penjala Manusia yang diselenggarakan oleh Gereja Jemaat Kristus Sawangan Tombulu selama 10 minggu (Agustus - Oktober 2024). Melalui pelatihan ini para peserta dilatih untuk melakukan penginjilan yang efektif.

Kegiatan Kuliah

Kegiatan belajar-mengajar Triwulan I tahun ajaran 2024/2025 kembali aktif tanggal 15 Juli 2024. Setelah libur semester, seluruh mahasiswa tahun I, II dan III sudah kembali mengikuti perkuliahan secara reguler. Tuhan kiranya memberkati seluruh aktivitas belajar-mengajar agar berhasil dengan baik.

KURIKULUM TRIWULAN I (15 Juli - 27 September 2024)

TAHUN PERTAMA

KODE MATA KULIAH BOBOT DOSEN PENGAMPU
111 Pengantar PL I 3 SKS Barry Hatcher
112 Ilmu Bumi Alkitab 3 SKS Harun Tamale
113 Pengantar PB 3 SKS Jon Ropelemba
121 Kejadian I (Pasal 1-11) 3 SKS Timbul Sirait
115 Kelas Wanita 2 SKS Melany/Likelke
116 Public Speaking 2 SKS Alex Daniel

TAHUN KEDUA

KODE MATA KULIAH BOBOT DOSEN PENGAMPU
311 Kisah Para Rasul 3 SKS Alip Djoehaeri
312 Surat-Surat Umum
(1-2 Petrus,1-3 Yohanes,Yudas)
3 SKS Adi P. Wijayantara
313 Sejarah Gereja 3 SKS Marolop Simatupang
314 Teologi Sistematika
(Bibliologi & Teologi)
3 SKS Harun Tamale
315 Bahasa Yunani 2 SKS Jon Ropelemba
316 Liturgika 2 SKS Timbul Sirait

TAHUN KETIGA

KODE MATA KULIAH BOBOT DOSEN PENGAMPU
511 Daniel 3 SKS Alex Daniel
512 Advanced English 2 SKS Timbul Sirait
513 Agama Hindu-Buddha 2 SKS Alex Daniel
514 Pengantar Filsafat 2 SKS Carolus Paruntu
515 Pedagogik 2 SKS Timbul Sirait

KELAS S2

KODE MATA KULIAH BOBOT DOSEN PENGAMPU
2 Humanisme dan Kekristenan 4 SKS Barry Hatcher

Mahasiswa NSSBS

Tahun I
Hendra Goakan
Noverman Bu'ulolo
Stevan
Amril Dustin Natan Panjaitan
Tahun II
Terry Garcia Carmichael
Meriana Buulolo
Fillya Indah Mulyadi
Ogi Widodo

Tahun III
Faogozatulo Bulolo
Riswanto Tjan
Jefenya Duha
Irene Garsela Bu’ulolo
Sadarman Laia
Adriana Esperanza Dusay
Diana Adriana Telussa*
*Partimer student

Mahasiswa S1
Christian Lapian
Samuel Norbertus Situmorang
Sokhirama Laia
Hery Pastio Aritonang
Frangky Sumampouw

Mahasiswa S2
Charis Theo Yehezkiel Simanjuntak
Ade Tri Prayoga
Titus Lafau
Markus
Putrahmad Waruwu
Serly Adwiyana
Likelke Heatubun
Adi Wijayantara

Related Posts