Buletin Edisi Maret 2025
Artikel dan Berita dari Kampus NSSBS
Apa saja?
Penatua dan Keluarganya
Pendahuluan
Rasul Paulus meninggalkan pengkhotbah muda Titus di pulau Kreta agar ia dapat "mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota" (Titus 1:5). Dalam gereja mula-mula, tua- tua yang dikenal sebagai penatua (bishop, penilik, gembala) diberi tugas untuk mengawasi jemaat lokal dan memastikan bahwa kawanan domba diberi makan dan serigala dihalau. Karakter, kebajikan, dan kualifikasi bagi mereka yang diangkat untuk melayani sebagai penatua tidak diserahkan kepada hikmat Titus. Kualifikasi bagi penatua diberikan melalui wahyu (1 Timotius 3:1–7; Titus 1:6–9). Tuhan selalu memiliki kualifikasi bagi mereka yang akan memimpin umat-Nya. Yitro memberikan nasihat kepada Musa mengenai karakter moral mereka yang akan melayani sebagai hakim di Israel (Keluaran 18:19-21). Jika kita membuang satu saja kualifikasi bagi seorang laki untuk melayani sebagai penatua, kita sebaiknya membuang semua kualifikasi. Gereja Mormon dikenal dengan "penatua" mereka yang berusia delapan belas tahun. Gereja Presbiterian (AS) mulai menahbiskan penatua wanita pada tahun 1930. Gereja Metodis Bersatu telah menahbiskan wanita sebagai penatua dan pengkhotbah sejak tahun 1956 di Amerika Serikat.
Paulus berharap bahwa orang-orang saleh akan bercita-cita untuk memimpin dalam sebuah jemaat (1 Timotius 3:1). Pada saat yang sama, keinginan yang salah akan posisi ini sudah pasti tidak memenuhi syarat. Ambisi seperti itu menunjukkan bahwa seseorang tidak memahami pekerjaan atau apa yang akan dibutuhkan oleh dirinya dan pekerjaannya. Seseorang harus menginginkan pekerjaan seorang penatua dengan bersedia berkorban untuk memenuhi kualifikasi.
Banyak kualifikasi untuk penatua dimulai jauh sebelum seseorang mencapai usia yang tepat. Faktanya, sebagian besar kualifikasi bagi seorang penatua adalah kualitas dan sifat yang harus juga dimiliki dalam kehidupan setiap anak Allah. Rangkaian pelajaran ini dirancang untuk membantu orang-orang muda mempersiapkan diri bagi penatuaan. Banyak khotbah tentang penatua badu dikhotbahkan setelah dua puluh tahun kemudian di dalam jemaat lokal. Para istri Kristen yang muda perlu mendengarkan hal ini agar mereka dapat membantu suami mereka mengembangkan sifat-sifat yang dibutuhkan—karena tidak ada laki-laki Kristen yang memenuhi syarat untuk menjadi penatua tanpa istri yang setia. Anggota jemaat yang lebih tua perlu mendengarkan juga agar Anda tahu apa saja kualifikasi itu sehingga dapat membantu orang-orang muda ini berkembang secara rohani.
Salah satu tanggung jawab yang diberikan kepada para penatua adalah menjadi teladan bagi kawanan domba Allah (1 Petrus 5:1-4). "Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu…contohlah iman mereka" (Ibrani 13:7). Kata contohlah (Yun. mimeomai) berarti "meniru, mengikuti teladan orang lain" (Newman, A Concise Greek–English Dictionary of the New Testament). Baik dalam perkataan maupun perbuatan, anggota jemaat diperingatkan untuk meniru iman orang-orang yang mengawasi mereka dalam perilaku, dan para penatua harus menjalani kehidupan yang layak ditiru. Para penatua perlu menjadi teladan dalam kehidupan keluarga, ibadah, dan kehadiran dalam kegiatan rohani. Seorang penatua tidak dapat menggembalakan kawanan domba melalui perwakilan—mereka yang ditunjuk sebagai penatua harus hadir di setiap kebaktian. Salah satu kiasan yang digunakan untuk menggambarkan pekerjaan para penatua di jemaat setempat adalah pekerjaan seorang gembala (Yun. poimainoo) (Kisah Para Rasul 20:28). Metafora kawanan domba sering muncul dalam Alkitab (Mzm 100:3; Yesaya 40:11; Yer 23:2; Yehezkiel 34:12–16; Zakharia 10:3; 11:4–17; Yohanes 10:1–18; 21:15–17; 1 Petrus 2:25; 5:2). Para gembala tidak mengarahkan, melainkan memimpin terus-menerus (lih. Yoh. 10:1-4). Suara gembala tidak pernah mengarahkan domba-domba untuk mengikuti jalan yang tidak dilalui oleh gembala itu sendiri—tetapi bahkan jika itu terjadi, domba akan tetap mengikuti gembala itu sendiri. Gembala yang baik tahu bahwa ada perbedaan antara memimpin kawanan domba dengan hanya memberi perintah.
Para penatua dan diaken harus "terlebih diuji dahulu" (1 Timotius 3:10). Ujian (Yun. dokimazoo) tidak menyiratkan penilaian formal, tetapi itu adalah referensi penilaian umum jemaat tentang apakah mereka memenuhi persyaratan yang dirinci oleh Paulus atau tidak. Keluarga adalah tempat ujian pertama untuk karakter saleh (1 Timotius 3:5). Terkadang sebagian saudara seiman menyimpulkan kualifikasi bagi seorang penatua bahwa "Dia harus menikah dan memiliki anak-anak yang sudah dibaptis." Ini tentu benar, tetapi ada lebih banyak hal yang termasuk di dalamnya. Dalam pelajaran ini kita ingin memperhatikan kualifikasi yang berkaitan dengan keluarga penatua. Sebagian besar kutipan Alkitab dalam pelajaran ini diambil dari Alkitab Terjemahan Baru (TB), selain juga menggunakan terjemahan-terjemahan Alkitab lainnya untuk membantu kita mendapatkan wawasan dan penghargaan yang lebih baik untuk kualifikasi ini.
Suami Dari Satu Istri
Ada banyak diskusi tentang apakah seorang pria yang diceraikan atau duda dapat melayani sebagai penatua (1 Timotius 3:2). Kesalahpahaman umum adalah kuantitatif—bahwa dia hanya bisa memiliki satu istri. Jadi, jika dia telah bercerai atau menduda dan menikah lagi, dia tidak bisa menjadi penatua. Celah moral dalam interpretasi kuantitatif ini adalah bahwa seorang pria dapat menikah hanya dengan satu wanita sepanjang hidupnya. Pengertian yang benar adalah bukan kuantitatif tetapi kualitatif. Laki-laki itu benar-benar suami dari satu wanita. Tidak ada wanita lain dalam hidupnya. Dia benar-benar setia. Dia tidak menggoda wanita lain. Tidak ada hubungan asmara dengan wanita lain." (Hughes dan Chapell, 1 & 2 Timothy and Titus, 80). "Sekarang, untuk mempertimbangkan arti kata-kata, 'suami dari satu istri.' Bahasa Yunani adalah mias (satu) gunaikos (wanita) andra (laki-laki). Kata 'laki-laki' bukanlah anthroopos, istilah umum untuk manusia, tetapi aneer, istilah yang digunakan untuk individu laki-laki dari ras manusia. Dua kata lainnya ada dalam kasus genitif, sedangkan aneer dalam akusatif. Terjemahan harfiahnya adalah, 'seorang laki-laki dari satu wanita.' Frasa ini ketika digunakan untuk hubungan pernikahan berarti, 'suami dari satu istri.' Kedua kata benda tersebut tanpa artikel, yang konstruksinya menekankan karakter atau sifat. Seluruh konteks sedang membahasa karakter seorang penilik. Dengan demikian, seseorang dapat menerjemahkan, 'suami satu istri,' atau 'laki-laki satu wanita.' Kita contohkan seperti anjing Airedale sebagai anjing milik satu orang. Yang berarti adalah sifatnya untuk melekat hanya pada satu orang, pemiliknya. Karena karakter ditekankan oleh konstruksi bahasa Yunani, penilik harus menjadi laki-laki yang hanya mencintai satu wanita sebagai istrinya. Seharusnya menjadi sifatnya untuk mengisolasi dan memusatkan cintanya." (Wuest, The Pastoral Epistles, 53).
Istri seorang penatua juga harus memiliki karakter yang tidak tercela (1 Timotius 3:11). "Setelah mendiskusikan beberapa kualitas pribadi, Paulus beralih ke kehidupan rumah tangga kandidat penatua dan menjabarkan apa yang harus menjadi ciri dari hidupnya. Istrinya harus bermartabat, dia harus setia kepada istrinya, dan anak-anak serta rumah tangganya harus diatur dengan baik (Ay. 11-12). Ayat-ayat ini agak sejajar dengan ketentuan yang sama untuk penilik di paragraf sebelumnya, meskipun di sana Paulus tidak mengangkat topik tentang istri penilik." (Mounce, Pastoral Epistles, 203).
- Istri-istri para penatua harus terhormat (Yun. semnos). Kata itu menunjukkan seorang wanita dengan karakter yang baik dan terhormat. "Kata 'terhormat' adalah terjemahan dari semnos, kata yang sama yang digunakan untuk diaken (ay. 8). Itu berbicara tentang kombinasi kehormatan dan martabat yang mengundang rasa hormat orang lain." (Wuest, The Pastoral Epistles, 53).
- Mereka tidak boleh menjadi pemfitnah (Yun. diabolos). "Arti asli diabolos (dari diaballoo, Lukas 16:1), iblis adalah pemfitnah utama (Efesus 6:11). 'Iblis-betina nyata (Titus 2:3)" (Robertson, Word Pictures in the New Testament). "Dia tidak boleh menjadi diabolos, 'pemfitnah', masalah yang lazim di antara para wanita Efesus, beberapa di antaranya dinyatakan sebagai orang yang “keluar masuk rumah orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi juga meleter…” (1 Timotius 5:13; lih. 3:7). Sama seperti suaminya tidak boleh bergosip (dilogos; 3:8), dia juga tidak boleh" (Mounce, Pastoral Epistles, 204). Sayangnya, banyak laki-laki yang ingin melayani sebagai penatua menjadi terdiskualifikasi pada saat ini karena istri mereka membuat mereka tidak memenuhi syarat. Dalam banyak kesempatan, penatua akan memiliki informasi pribadi tentang orang lain yang perlu tetap dirahasiakan, hal-hal yang bahkan tidak dapat dia bagikan dengan istrinya.
- Mereka harus dapat menahan diri (Yun. neephalios). Istri-istri harus mampu mengendalikan diri. Mereka memiliki akal sehat dan mengendalikan hawa nafsu, bukan sebaliknya.
- Mereka harus dapat dipercayai dalam segala hal (Yun. pistos). Kata itu menunjukkan seorang yang benar-benar dan sepenuhnya dapat dipercaya atau diandalkan dalam segala hal.
Mengepalai Keluarganya Sendiri dengan Baik
Kemampuan seseorang untuk mengelola keluarganya sendiri adalah indikasi yang adil dari kemampuannya untuk mengurus gereja Allah (1 Timotius 3:4-5). Aspek penting dalam mengelola keluarga adalah memastikan bahwa anak-anaknya berperilaku dengan benar. Kata mengepalai (Yun. proisteemi) adalah istilah militer yang berarti "mengawasi, memimpin." Arti utama mengepalai adalah mengatur atau mengelola rumah tangga. "Paulus menuntut agar pemimpin gereja menjadi teladan dalam mengurus keluarganya sendiri. Dia harus membesarkan anak-anak yang dikenal karena ketaatan dan perilaku mereka yang lurus secara moral. Kata kerja untuk 'mengepalai' membawa gagasan untuk memerintah, memimpin, dan memberi arahan kepada keluarga. Kata Yunani yang sama muncul dalam 1 Tesalonika 5:12 (bekerja keras di antara kamu') dan 1 Timotius 5:17 ('memimpin') dan juga dalam ayat 5 ('mengurus'). Istilah ini menuntut pelaksanaan otoritas yang efektif yang didukung oleh karakter integritas dan kasih sayang yang sensitif. Penggunaannya dalam ayat 5 dengan kata kerja 'mengepalai' mendefinisikan kualitas kepemimpinan lebih terkait dengan menunjukkan belas kasihan daripada memberikan ultimatum. Bagi ayah untuk melihat 'bahwa anak-anaknya menaatinya' tidak menuntut kekuatan atau ketegasan yang berlebihan. Ini terutama menuntut karakter dan cara disiplin yang mengembangkan rasa hormat alami. 'Entah anak-anak menunjukkan rasa hormat kepada ayah mereka atau artinya bahwa karakter dan sikapnya mendorongnya ... Ini bukan surga martinet tetapi rumah Kristen, di mana suami menjalankan kasih, seperti yang ditunjukkan oleh konteks dalam Efesus.'" (Lea and Griffin, 1, 2 Timothy, Titus, 112)
Beberapa laki-laki yang ingin menjadi penatua benar-benar gagal di sini karena mereka tidak pernah berada di rumah. Tidak mungkin membesarkan anak-anak dalam "didikan dan nasihat Tuhan" (Efesus 6:4) jika Anda tidak berada di rumah—dan tugas ini diberikan kepada para ayah. Banyak ayah telah mengabaikan anak-anak mereka dan menyerahkan pendidikan mereka kepada istri mereka. Ini adalah jenis contoh yang tidak kita butuhkan—kita dapat melihat pengabaian di sekitar kita.
Para penatua harus "mengepalai keluarganya sendiri"—bukan hanya bertahan hidup. Kata baik (Yun. kaloos), bukan ‘tahu’, berkaitan dengan "memenuhi standar keunggulan atau harapan yang tinggi, tepat, dengan cara yang benar, dengan indah" (Bauer et al., A Greek-English Lexicon of the New Testament and other Early Christian Literature, 505). Penatua yang saleh harus menjadi teladan dalam hal mengelola rumah tangga mereka. Pemuda laki-laki perlu mempelajari pelajaran ini sekarang! Eli, yang pernah menjadi imam besar di Israel, dihakimi dengan kematian karena “anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!" (1 Sam 3:13).
Penatua Dan Anak-Anaknya
- Seorang penatua "mendidik anak-anaknya untuk taat dengan segala rasa hormat kepadanya" (1 Timotius 3:4 - IMB). Kata tunduk (Yun. Hupotage) berarti "di bawah kendali." Dia harus mengawasi anak-anaknya di rumah: ini akan melibatkan tugas-tugas yang dia tugaskan kepada anak-anaknya, kontrol TV dan Internet, memastikan anak-anaknya berada di rumah pada jam yang tepat, dan mengatur waktu tidur yang tepat. Dia harus memantau anak-anaknya di sekolah: anak-anaknya harus patuh bahkan ketika mereka jauh dari rumah. Dia harus mengawasi anak-anaknya dalam kebaktian: anak-anaknya harus mendengarkan dan tidak mengalihkan perhatian orang lain—mereka harus belajar menyembah Tuhan, bukan meningkatkan keterampilan mereka dalam bermain game di gadget. "kata 'anak-anak' (jamak dari Yun. teknon = anak) hanya berlaku untuk anak-anak yang tinggal di rumah dan masih di bawah otoritas ayah mereka" (Dennis dan Grudem, The ESV Study Bible).
- Seorang penatua "mendidik anak-anaknya untuk taat dengan segala rasa hormat kepadanya " (1 Timotius 3:4 - IMB). Kata rasa hormat (Yun. semnotees) menyarankan gagasan tentang orang tua yang menjaga martabat, kehormatan, dan rasa hormatnya saat ia mendisiplin anak-anaknya. Kehormatan dan martabat ini mengesampingkan adu teriak dengan anak-anaknya. "Frasa Yunani yang diterjemahkan dengan rasa hormat yang tepat (meta pasees semnoteetos) melibatkan unsur martabat, namun tanpa ketegasan. Penting bagi seorang pemimpin untuk memerintah dengan mendapat hormat dari anak-anaknya serta memerintah dengan mendapat hormat dari orang lain." (Guthrie, The Pastoral Epistles, 96–97). Anak-anak harus taat karena " itulah yang sepatutnya" (Efesus 6:1 - IMB), bukan karena ancaman fisik yang dilakukan oleh ayah mereka. Anda sering dapat mengetahui apakah anak-anak menghormati ayah mereka dari cara mereka menjawabnya.
- Seorang penatua memiliki "anak-anak yang beriman, tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau tidak tertib" (Titus 1:6 - IMB). Paulus tidak menggunakan kata Kristen tetapi kata beriman atau setia (Yun. pistos). Ini melibatkan lebih dari sekadar muncul dan mengisi bangku. Anak-anak ini tidak "dituduh karena hidup tidak senonoh atau tidak tertib" (Titus 1:6). Hidup tidak senonoh (Yun. asootia) menunjukkan perilaku "pesta pora" atau "liar". Tidak tertib (Yun. anupotaktos) menunjukkan "sikap memberontak", atau "kemauan diri dengan sikap keras kepala" (WEYMOUTH).
Bisakah seorang pria dengan hanya satu anak melayani sebagai orang tua? Kata "anak-anak" kadang-kadang digunakan untuk satu anak juga. Misalnya, jika seseorang bertanya, "Apakah Anda punya anak-anak?" Anda akan menjawab, "Ya" bahkan jika Anda hanya memiliki satu anak. "Alkitab kadang-kadang menggunakan bentuk jamak untuk tunggal dan tunggal untuk jamak. Beberapa contoh dapat dikutip. Dalam Kejadian 8:4 tabut itu dikatakan telah bersandar di atas 'pegunungan' (jamak) Ararat, namun kita tahu bahwa tabut itu tidak mungkin kandas kecuali di atas sebuah gunung. Dalam Kejadian 19:29 dikatakan bahwa Tuhan menghancurkan 'kota-kota' tempat Lot tinggal, tetapi dia hanya tinggal di salah satunya, Sodom. Dalam Kejadian 21:7 Sarah bertanya, ‘Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak [jamak]?’ (IMB). Kita tahu bahwa Sarah hanya memiliki satu anak. Dalam Kejadian 46:7 Yakub membawa keluarganya ke Mesir, di antaranya adalah 'anak-anak perempuannya' (jamak), namun kita tahu dia hanya memiliki satu putri—Dina. Dalam Yeremia 6:16 nabi berbicara tentang 'jalan-jalan lama' (jamak), tetapi kita tahu hanya ada satu jalan. Kadang-kadang bentuk tunggal diletakkan untuk bentuk jamak dalam Alkitab. Dalam Kejadian 1:20 penulis berbicara tentang makhluk bergerak dan unggas (tunggal) tetapi dia mengacu pada semua makhluk dan unggas yang telah diciptakan. Dalam Ulangan 7:20 Tuhan akan mengutus 'lebah' (tunggal) sebagai hukuman kepada orang-orang tertentu. Dalam Yosua 24:12 dia mengirimkan banyak lebah. Dalam merujuk kembali kepada Keluaran 23:28 kita melihat bahawa itu adalah 'lebah' (jamak). Jadi tunggal dimasukkan untuk jamak." (Philips, Scriptural Elders and Deacons, 146–147).
"Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?" (1 Timotius 3:5). Paulus menegaskan dengan sangat jelas bahwa jika seseorang tidak tahu bagaimana mengelola rumah tangganya sendiri dengan baik, dia tidak kompeten untuk memimpin gereja Tuhan. Orang-orang yang memiliki kehidupan rumah tangga yang bobrok akan membuat gereja tunduk pada ejekan masyarakat dan penghinaan terhadap Tuhan. Kemampuan mengelola yang lebih besar hanya dapat ditunjukkan dengan keterampilan mengatur yang lebih kecil (Matius 25:14-30). Kata-kata orang bijak itu masih terdengar benar sampai sekarang, "Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?" (Amsal 27:11).
Kesimpulan
Persiapan untuk menjadi penatua perlu dimulai saat seorang Kristen masih muda. Gunakan hikmat dan kebijaksanaan dalam memilih pasangan (Amsal 31:10-31, khususnya ayat 23). Biarlah firman Tuhan yang tertulis menjadi buku panduan untuk membesarkan anak-anak Anda.
(Disadur dengan perubahan seperlunya dari buku Qualified Overseers oleh David Padfield dengan izin tertulis)
Student Testimony
Mahasiswa NSSBS merasakan pengalaman yang luar biasa selama berada di NSSBS. Jefenya Duha, Mahasiswa Tahun 3, memberikan kesaksiannya berikut ini:
Apa pendapat Anda mengenai ketersediaan akomodasi di NSSBS?
Mengenai Akomodasi di NSSBS sangat memadai, dengan adanya asrama yang nyaman dan lengkap dengan fasilitas seperti AC, kamar mandi pribadi, dan tempat tidur yang cukup. Hal ini memberikan kenyamanan bagi saya selama tinggal di sini.
Apa pendapat Anda mengenai ketersediaan makanan di NSSBS?
Mengenai makanan yang disediakan di NSSBS sangat bervariasi dan lezat, sudah sangat lengkap dan sudah sangat memenuhi kebutuhan saya selama disini tanpa kekurangan suatu pun dan ini telah menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan gizi, sehingga saya tidak perlu khawatir soal makanan selama di NSSBS.
Apa pendapat Anda mengenai ketersediaan Fasilitas belajar di NSSBS?
Mengenai fasilitas belajar di NSSBS sudah sangat baik, Karena dengan ruangan kelas yang dilengkapi AC dan Wifi dapat memberikan kenyamana dalam belajar. Selain itu, ada juga perpustakaan dan akses komputer yang mendukung proses dalam belajar.
Selain itu, Apa lagi yang Anda dapatkan dari NSSBS?
Selain fasilitas belajar dan akomodasi yang lengkap serta menu makan yang bergizi, Saya juga dapat menikmati fasilitas olahraga seperti tenis meja dan bola voli, serta menerima uang saku setiap bulannya. Di samping itu, jaminan keamanan 24 jam oleh sekurity. Ini semua menjadikan pengalaman saya di NSSBS lebih menyenangkan, produktif, bermanfaat bagi saya.
College News
Libur Triwulan 3
Perkuliahan triwulan 3 berakhir dengan ujian akhir tanggal 20-21 Maret 2025. Setelahnya, para mahasiswa menikmati liburan yang cukup panjang selama 2 minggu. Mereka yang berdomisili di Sulut berlibur di tempat masing-masing, dan yang dari luar Sulut tetap tinggal di asrama dan sebagian ikut berlibur dengan keluarga para dosen dan staff di lokasi-lokasi tujuan wisata di Sulut.
Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2025-2026
NSSBS sudah membuka penerimaan peserta didik baru Tahun Ajaran 2025-2026 sejak Januari hingga Juni 2025. Bagi anggota jemaat-jemaat lokal di Indonesia yang berminat untuk mengambil kuliah teologia di NSSBS silakan gunakan kesempatan emas ini dengan segera mendaftarkan diri melalui website resmi NSSBS DI SINI. Kami menawarkan 3 pilihan Program A.Th (2 tahun), B.B.S, dan B.Th (3 tahun). Silakan lihat selengkapnya DI SINI.
Perkuliahan Triwulan 4
Setelah liburan panjang, para mahasiswa memulai kembali kuliah secara reguler, tepatnya tanggal 7 April 2025 dan akan berlangsung hingga 20 Juni 2025.
Jadwal Kuliah (April-Juni 2025)
Untuk informasi jadwal kuliah NSSBS triwulan 4, dapat dilihat selengkapnya DI SINI
Mahasiswa NSSBS
Tahun IHendra Goakan
Noverman Bu'ulolo
Stevan
Amril Dustin Natan Panjaitan
Tahun II
Fillya Indah Mulyadi
Adriana Esperanza Dusay
Ogi Widodo
Tahun III
Faogozatulo Bulolo
Riswanto Tjan
Jefenya Duha
Irene Garsela Bu’ulolo