Buletin Edisi Khusus

Inside:
ARTICLE
FITNAH DAN GOSIP (Bagian 2)
COLLEGE NEWS
😊SALAM SEHAT
STUDENT'S CORNER
➠STUDENT PROFILE

 

FITNAH DAN GOSIP (Bagian 2)
Oleh: David W. Hester

(Catatan Redaksi: Bagi sebagian orang, fitnah dan gosip sepertinya sudah dianggap hal lumrah di dalam kehidupan sehari-hari. Menggunjingkan dan memfitnah orang lain bukan lagi menjadi rahasia dua tiga orang, tetapi sudah menjadi konsumsi publik. Apalagi dengan adanya aplikasi-aplikasi media sosial saat ini, bergosip dan menyebarkan fitnah semakin terbuka dan berani. Dan ironisnya, ada sebagian orang Kristen masih melakukan hal yang sama, bahkan terhadap saudara seiman mereka. Sungguh memprihatinkan! Nah, sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya, masih dibicarakan panjang lebar mengenai betapa bahayanya dosa fitnah dan gosip, dan bagaimana orang Kristen mencegah fitnah dan gosip merasuk kehidupannya serta bagaimana harus bersikap ketika menjadi korban fitnah dan gosip, sehingga setiap orang Kristen senantiasa bijak dalam bertutur kata dan berpikir positif tentang orang lain).

Yang erat hubungannya dengan gosip adalah fitnah atau umpatan. Dalam “galeri bajingannya” dosa di dalam Roma 1, Paulus menyebutkan fitnah di ayat 30. Memang, ucapan fitnah atau umpatan itu jahat! Benar kata Salomo, “Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah (TB); Seperti angin utara membawa hujan, demikianlah lidah pemfitnah yang menimbulkan kemarahan (IMB)” (Ams. 25:23). Kemarahan dan fitnah berjalan bergandengan tangan. Jika seseorang "dianiaya", maka dia harus "membalas dendam," menurut "kebijaksanaan" saat ini. Tidak masalah siapa yang terluka atau apa yang dikatakan orang, yang penting saya bisa tertawa.

Cara berpikir seperti ini asing bagi Firman Allah. Memang, perhatikan apa yang dikatakan Daud di dalam Mazmur 15. Dia bertanya dalam satu ayat, “TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?” Segera dia memberi jawaban kepada kita. “Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya” (Psa. 15:2-3).

Tidak pentingkah bahwa Paulus menyebutkan fitnah sebagai salah satu dosa yang dia takut ditemukan di antara orang Korintus, di dalam 2 Korintus 12:20? Ucapan fitnah menghancurkan hubungan. Ketika seseorang "memilikinya" terhadap orang lain, seringkali dia tidak peduli apa yang akan dia katakan tentang orang itu atau keluarganya. Sang rasul menyerupakan sikap ini dengan prilaku binatang. Dia menulis, “Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan” (Gal. 5:15). Saudara-saudara dapat begitu diliputi fitnah sehingga dapat membenamkan keajaiban pekerjaan Tuhan, lalu, setan sering menggunakannya untuk saling mengadukan saudara satu sama lain. Itu bisa membinasakan jemaat!

Di dalam 3 Yohanes 10, Diotrefes yang jahat digambarkan secara rinci oleh Yohanes. Ayat ini memberikan profil pemfitnah kepada kita.

Karena itu, apabila aku datang, aku akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia meleter melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami; dan belum merasa puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang, yang mau menerima mereka dan mengucilkan orang-orang itu dari jemaat.

Pemfitnah berbicara omong kosong! Dia membawa tuduhan-tuduhan yang tidak bisa dibenarkan terhadap seseorang dan salah menuduh dengan kata-kata dendam, sakit hati, dan balas dendam.

Dendam adalah salah satu dosa yang harus kita buang. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan” (Efe. 4:31). Tentu saja, fitnah termasuk berbicara jahat. Petrus menyatakan, “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan” (1 Pet. 2:1-2). Pencegah fitnah dan gosip adalah Firman Allah. Anak Allah harus membenamkan dirinya di dalam firman, berdoa dengan sungguh-sungguh, dan mengasihi saudara seiman.

Bagaimana seorang Kristen dapat berkata bahwa dia mempraktekkan Hukum Emas, sementara dia menfitnah saudara seimannya dalam Kristus? Hal yang demikian tidak mungkin bisa dipahami. Bukan masalah apa yang telah terjadi di masa lampau; tetapi tidak ada yang bisa membenarkan fitnah. Hanya memang tidak dapat disebutkan di antara orang Kristen. Salah satu alasan mengapa gereja Tuhan tidak konsisten dalam beberapa hal adalah karena di antara saudara seiman terlalu banyak berdebat!

Setelah mengetahui apa itu gosip dan fitnah, kita harus mengetahui apa yang bukan gosip dan fitnah. Gosip bukanlah mengekspose (menelanjangi) doktrin palsu, seperti kita katakan sebelumnya. Dua hal itu tidaklah sama. Pemberita Injil yang setia harus “menyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (2 Tim. 4:2). Para penulis Perjanjian Baru kadang-kadang menyebut nama para pengajar palsu dan menyebutkan doktrin-doktrin mereka. Ini dilakukan untuk melindungi gereja. Tapi, beberapa saudara atau saudari yang suam-suam kuku menjadi marah karena apa yang dikatakan permberita Injil di mimbar tentang orang murtad yang mereka favoritkan, dan memperhatikannya! Saudara atau saudari yang tersinggung akan mengucapakan dengan segala cara hal-hal fitnah terhadap penginjil dan bahkan menggosipkan dia. Namun, sepanjang waktu dia akan menuduh pengkhotbah yang setia itu karena hal-hal tersebut!

Ketika Max Lucado “ditelanjangi” beberapa tahun belakangan karena mengajarkan doktrin Baptis, beberapa saudara seiman membelanya dan mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar dan itu fitnah. Namun, audio tape yang diproduksi menunjukkan diluar dugaan bahwa tuduhan itu benar adanya. Beberapa saudara seiman tidak percaya bahwa Rubel Shelly mengajarkan ajaran palsu. Bahkan ketika ditunjukkan kepada mereka makalah-makalah dan buku-buku yang pernah ditulisnya, mereka dengan keras kepala tidak mau percaya. Selama bertahun-tahun, akumulasi bukti terlalu banyak untuk diabaikan.

Hal demikianlah juga yang terjadi dengan guru palsu manapun. Biasanya buktinya ada untuk membuktikan tuduhan; itu juga mudah untuk menemukannya. Ketika saudara seiman yang berpikir jernih melihat buktinya, mata mereka akan terbuka. Hanya orang-orang yang berkepala banteng di antara kita yang akan menolak untuk melihatnya.

Hal ini memberikan sebuah tantangan bagi kita. Agar benar dalam tuduhan kita dan juga tetap setia kepada Allah, kita harus betul-betul pastikan bahwa kita punya semua bukti yang kita butuhkan. Bukan hanya itu, kita juga harus memastikan motif kita murni. Apakah kepedulian utama kita demi kebaikan gereja dan membela kebenaran? Atau, apakah itu adalah balas dendam pribadi dan dendam lama?

Hal ini seharusnya membuat kita memeriksa motif kita dengan hati-hati. Ini juga seharusnya membuat kita lebih sungguh-sungguh lagi dalam melakukan tugas kita untuk memperingatkan kawanan domba Allah mengenai bahayanya guru-guru palsu. Dengan melakukan hal demikian, kita juga harus teliti di dalam riset kita.

Ketika kita mendengar tuduhan terhadap seorang penginjil, kita perlu melakukan suatu penggalian kita sendiri. Jika tapenya ada, dengarkan tape itu. Jika buku atau makalahnya ada, bacalah. Buatlah penilaian berdasarkan bukti, bukan kabar angin. Selanjutnya, gunakan firman Allah sebagai standar penilaian!

Jika kita memutuskan mau menulis secara terbuka tentang masalah-masalah ini, kita perlu mendokumentasikan semua pernyataan dan memastikan semuanya akurat. Sayap kiri yang radikal tidak perlu bantuan dalam agenda mereka oleh penelitian ceroboh kita. Saudara seiman yang masih bisa dipengaruhi untuk hal yang baik harus memiliki semua fakta yang dibutuhkan.

Ketika penulis ini berkhotbah di Spring Valley dekat Florence, Alabama, Joe VanDyke yang memimpin perpecahan yang membentuk Gereja Kristus Magnolia. Dalam beberapa bulan, mereka sudah berkumpul bersama denominasi dalam persekutuan terbuka. Surat kabar lokal mendokumentasikan praktek ini dan memujinya secara terbuka. Tetapi, sebagian saudara seiman tidak mau percaya hal terburuk ini, bahkan ketika dibuka dengan bukti sekalipun! Sembilan dari sepuluh kali, unsur pribadi termasuk di dalamnya. Biasanya, anggota keluarga adalah penyebabnya, tetapi dalam beberapa kasus saudara seiman tidak mau saja mendengarnya.

Sebagian besar saudara melihat langsung ke arah mana yang dituju Magnolia. Teriakan “gossip” dan “fitnah” terlihat salah. Melalui dedikasi orang-orang yang setia, kebenaran disampaikan. Daerah Shoals kuat dan tidak akan menyerah pada nyanyian sirine kiri.

Namun, hal yang demikian tidak menjadi masalah di beberapa tempat. Terlepas dari apa yang telah coba dilakukan oleh para saudara yang setia, ajaran palsu telah berada di atas angin. Teriakan “gossip” dan “fitnah” telah memenangkan hari itu. Tidak peduli apa pun buktinya, beberapa orang tidak akan pernah bisa diyakinkan.

Namun, saudara-saudara jangan putus asa. Kita harus terus melaksanakan Perintah Agung dan kita pun harus tetap setia. Gereja Tuhan dari dulu selalu menghadapi ancaman tentang eksistensinya, baik dari orang luar maupun dari dalam. Yesus berkata kepada Petrus, “di atas batu ini Aku akan membangunkan jemaat-Ku, dan pintu alam maut tidak akan mengalahkan dia” (Mat. 16:18). Tidak peduli sekeras apapun setan berusaha, dia tidak akan berhasil menghancurkan jemaat.

Bagaimanapun juga, gossip dan fitnah adalah dosa yang mengancam kesucian gereja dan kesatuannya. Meskipun setan tidak akan pernah berhasil menghancurkan gereja, bukan berarti dia akan menyerah. Sebaliknya, dia akan terus menggunakan segala cara yang dimilikinya untuk melakukannya. (Bersambung...)

 

COLLEGE NEWS (Timbul MTS)

SALAM SEHAT
Bulan November – Desember 2020 adalah bulan yg penuh kesibukan bagi keluarga besar AASBS. Di minggu terakhir November adalah masa Final Exam dan setelah itu waktunya bagi kami untuk mengepak barang-barang untuk dikirim ke Manado. Setelah itu keluarga besar AASBS, staf dan keluarga serta para mahasiswa berangkat menuju Manado. Puji Tuhan, berkat perlindungan Tuhan, kami semua tiba di Manado dalam keadaan sehat walafiat. Trip terakhir berangkat tanggal 21 Desember. Walau sangat melelahkan tapi kami semua sangat menikmati perjalanan ini.

Kami mengucapkan selamat menyambut tahun baru 2021 buat semua saudara yang terkasih. Semoga di tahun yang baru nanti kita makin dewasa dalam iman dan pelayanan kepada Tuhan.


STUDENT'S CORNER

STUDENT PROFILE

Nama : Charis Theo Yehezkiel Simanjuntak
TTL : Batam, 25 Juni 2002
Hobby : Berenang
Motto : "Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever." Artinya "Hiduplah seolah-olah Anda akan mati esok hari. Belajarlah seolah-olah Anda ingin hidup selamanya."
Nama Ortu : Juniman Simanjuntak dan Supriyati
Visi : "Berkarya untuk Tuhan dalam berbagai aspek kehidupan"
Misi : Menjadi seorang pelayan yang melayani dan bekerja untuk Tuhan dengan sungguh sungguh sehingga dapat menjadi pribadi yangberguna dan menjadi teladan bagi banyak orang.

Keluarga Besar AASBS Mengucapkan
Happy New Year 2021!

Related Posts