Buletin Edisi Februari 2021

Inside:
ARTICLE
FITNAH DAN GOSIP (Bagian 3)
COLLEGE NEWS
✔ Pelatihan Penjala Manusia
✔ Kurikulum Triwulan Januari-Maret 2021
✔ Kampus NSSBS Update
✔ Ucapan Belasungkawa
STUDENT'S CORNER
✔ Student Profile

 

FITNAH DAN GOSIP (Bagian 3)
Oleh: David W. Hester

(Catatan Redaksi: Ini merupakan bagian terakhir dari topik fitnah dan gosip. Bagi sebagian orang, fitnah dan gosip sepertinya sudah dianggap hal lumrah di dalam kehidupan sehari-hari. Menggunjingkan dan memfitnah orang lain bukan lagi menjadi rahasia dua tiga orang, tetapi sudah menjadi konsumsi publik. Apalagi dengan adanya aplikasi-aplikasi media sosial saat ini, bergosip dan menyebarkan fitnah semakin terbuka dan berani. Dan ironisnya, ada sebagian orang Kristen masih melakukan hal yang sama, bahkan terhadap saudara seiman mereka. Sungguh memprihatinkan! Nah, sebagai lanjutan dari artikel bagian satu dan dua sebelumnya, kita masih akan membicarakan panjang lebar mengenai betapa bahayanya dosa fitnah dan gosip, dan bagaimana orang Kristen mencegah fitnah dan gosip merasuk kehidupannya serta bagaimana harus bersikap ketika menjadi korban gosip dan fitnah, sehingga setiap orang Kristen senantiasa bijak dalam bertutur kata dan berpikir positif tentang orang lain).

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa kedua dosa ini harus dibuang dari kehidupan kita. Tetapi, pertanyaannya, bagaimana kita melakukannya? Nampaknya mudah untuk mengatakan bahwa anak Allah harus membuang benci, gosip, dan kata-kata fitnah. Namun, butuh usaha dari kita, dan pertolongan Allah melalui firman-Nya.

“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran” (Ams. 21:23). Salomo membicarakannya dengan tepat tentang masalah ini. Amsal memberikan nasihat praktis tentang bagaimana menguasai lidah. Tetapi, sulit bagi kita untuk menerapkannya karena begitu mudah selip kata pada apa yang kita katakan.

Salomo berkata, “Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan” (Ams. 13:3). Anak Allah harus menguasai kata-katanya. Jika tidak, maka kebinasaan yang akan menjadi akibatnya – bukan hanya di dalam kehidupan ini, tetapi juga di kehidupan yang akan datang.

Perhatikan apa yang dikatakan orang bijak di dalam Amsal 10:17-21:

Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat. Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya; siapa mengumpat adalah orang bebal. Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya. Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.

Orang-orang Kristen tidak boleh menjalani hidup dengan ceroboh dalam apa yang mereka katakan. Salomo menekankan seriusnya hal ini di dalam Amsal 18:21, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Salomo sadar betul akan kuasa lidah ini. Sebagai raja, kata-katanya penuh kuasa. Demikian juga, apa yang kita katakan bisa memiliki dampak yang luar biasa.

Di dalam Amsal 6:16-19, Salomo menuliskan tujuh hal yang menjadi kekejian di mata Allah.

Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Bukankah ini tepat menggambarkan orang yang biasa terlibat dalam gosip dan fitnah? Memang, tiga dari dosa-dosa yang disebutkan ini berhubungan langsung dengan lidah. Maka tidak heran, kemudian Salomo menyebut akibatnya menimbulkan pertengkaran. Itulah buah pamungkas dari cara berpikir seperti ini.

Yakobus menulis:

Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar (Yak. 3:2-12).

Jadi, apakah situasinya tidak mungkin? Tidak sama sekali! Dengarkan selanjutnya Yakobus, “Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan” (Yak. 3:13). Orang Kristen yang sibuk tidak akan punya waktu untuk memfitnah dan bergosip.

Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai (Yak. 3:17-18).

Lidah mampu melakukan kebaikan terbesar bila digunakan dengan benar. Salomo menulis, “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang” (Ams. 16:24). Sebagai tambahan, “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak” (Ams. 25:11). Bagaimana kita menggunakan lidah kita untuk kebaikan?

Kita harus mulai dari hati (pikiran). Yesus berkata, “Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Mat. 12:34). Yesus selanjutnya berkata di dalam Matius 15:17-20 bahwa orang tidak dinajiskan oleh apa yang masuk ke dalam mulutnya tetapi oleh apa yang berasal dari hatinya. Sebuah pepatah computer lama berkata, “Sampah yang masuk, sampah juga yang keluar.” Jadi begitu juga yang keluar dari mulut kita tergantung pada apa yang berasal dari hati kita.

Ketika kita mulai memikirkan nasihat Paulus di dalam Filipi 4:8 secara serius, maka perjuangan menguasai lidah menjadi lebih mudah. Kita harus mengisi hati kita dengan pikiran yang murni dan suci. Sedihnya, begitu banyak di antara kita yang mengisi hati kita dengan pikiran yang tidak murni dan tidak suci, dan ini tercermin dari perkataan kita. Sampah yang masuk, sampah juga yang keluar!

Paulus juga menulis, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang” (Kol. 4:6). Perkataan orang Kristen harus indah. Lukas menulis tentang Yesus, “Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya” (Luk. 4:22). Kata-kata yang demikian keluar dari bibir kita ketika kasih karunia Allah memenuhi hati kita.

Ketika memikirkan tentang menguasai lidah, emosi kita memainkan peran juga. Kemarahan dan murka adalah emosi yang menyebabkan begitu banyak gosip dan fitnah. “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah” (Yak. 1:19-20). Hal ini bertolak belakang dengan pola pikir saat ini di Amerika Serikat.

Seseorang hanya butuh melihat di televisi untuk mengetahui bahwa inilah masalahnya. Jerry Springer adalah pengarah pertunjukan sirkus yang merusak budaya saat ini. Nalar dan ketenangan tidak berpengaruh; sebaliknya, amarah yang tidak terkekang menjadi emosi yang dominan. Ditambah lagi, apa yang disebut sebagai program “arus utama” memancing kemarahan dan desas-desus jahat.

Ketakutan adalah emosi alami yang bisa menyebabkan kita mengatakan apa yang tidak seharusnya dikatakan. Ketakutan menyebabkan Petrus menyangkal Tuhan. Ketakutan juga menyebabkan beberapa orang mengaku Kaisar dan nyawa mereka luput, daripada mengaku Kristus dan kehilangan nyawa mereka. Ketakutan bisa juga menyebabkan beberapa orang bergosip dan memfitnah seseorang untuk menjaga gengsi dan persahabatan.

Mendengarkan orang lain dengan hati-hati dan memilah-milah melalui emosi sebelum berbicara akan membantu mencegah gosip dan fitnah. Kata-kata Paulus kepada saudara-saudara di Filipi tepat sekali.

Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga (Filipi 2:1-4).

Memiliki pola pikir yang benar terhadap sesama kita akan menolong kita menyingkirkan gosip dan fitnah.

Adalah tanggung jawab anak Allah untuk menghibur sesamanya. Ini berarti selalu siap untuk menenangkan jiwa yang berduka. Seperti yang dikatakan Paulus, “Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tes. 4:18), bahkan kita harus menghibur saudara-saudara dengan kata-kata yang menenangkan dan bukan melukai dan membakarnya dengan kebencian dan dendam.

“Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!” (Pro. 15:23). Perkataan yang mendorong, membangun adalah penangkal lain gosip dan fitnah. Barnabas adalah teladan utama dalam hal ini. Lukas menyatakan bahwa nama panggilannya berarti “anak penghiburan” (Kisah 4:36). Barnabas adalah seorang penyemangat, pembawa damai.

Beberapa orang memiliki kemampuan untuk menemukan mereka yang perlu dibangun. Mereka mampu mengatakan hal yang benar pada waktu yang tepat. Ini adalah kemampuan yang kita semua butuhkan untuk dikembangkan. Apakah kita mencari mereka yang putus asa? Apakah kita terlibat dalam perkataan yang menyemangati dan membantu mereka yang membutuhkan dukungan rasa tenang?

Kita, para penginjil, perlu dengan penuh doa memikirkan kehidupan kita sendiri. Ketika kita mendengar rumor (desas-desus) tentang seorang teman penginjil, apakah kita langsung mengulangi tanpa mencari tahu fakta yang sebenarnya? Ketika kita mendengar sesuatu tentang jemaat lain, apakah kita langsung mempercayainya benar begitu? Ingat, gosip dapat menjangkiti penginjil seperti orang lain. Jika kita mau setia dalam apa yang kita khotbahkan, maka kita perlu setia dalam apa yang kita katakan.

Doa sangat penting dalam menguasai lidah. Doa yang sungguh-sungguh demi hikmat untuk menggunakan lidah kita dengan benar sangat krusial. Ketika pikiran kita fokus pada Allah dan kehendak-Nya, maka kita tidak akan fokus pada keinginan kita sendiri. Pernah dikatakan dengan tepat, “Doa menggerakan tangan yang menggerakkan dunia ini.” Meminta bantuan Tuhan dalam hal ini diperlukan bagi orang Kristen.

Merenungkan Kitab Suci haruslah menjadi bagian dari kehidupan Kristen, khususnya, yang berhubungan dengan lidah. Ketika seseorang tetap di dalam firman, dia tidak akan memfitnah saudaranya dalam Kristus. “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu” (Kol. 3:16).

Biarlah teriakku sampai ke hadapan-Mu, ya TUHAN; berilah aku pengertian sesuai dengan firman-Mu. Biarlah permohonanku datang ke hadapan-Mu; lepaskanlah aku sesuai dengan janji-Mu. Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu benar. Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku, sebab aku memilih titah-titah-Mu. Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku. Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku (Maz. 119:169-175).

Gosip dan fitnah harus dilenyapkan dari kehidupan kita. Kita perlu diingatkan oleh perkataan Petrus, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu” (1 Pet. 3:10). Ini adalah nasihat Tuhan! Dan kita membutuhkannya! (Selesai) 

CATATAN AKHIR
1. Semua kutipan ayat Alkitab dari King James Version kecuali ada terindikasi versi lain.


COLLEGE NEWS (Timbul MTS)

Pelatihan Penjala Manusia

Salam Sejahtera,
Selamat jumpa kembali saudara-saudara terkasih dalam Yesus Kristus. Triwulan Januari-Maret sedang berlangsung dan kami sangat bersukacita walau ditengah kesibukan-kesibukan aktivitas pelayanan ini. Dalam Triwulan ini, selain kurikulum regular, kami juga mengadakan kelas Pelatihan Penjala Manusia (Fisher of Men Ministry).

Pelatihan ini kami bagi dalam dua sesi pertemuan yaitu Senin dan Selasa. Setiap pertemuan dimulai pukul 18.00 WITA dan menghabiskan waktu antara 2,5 jam – 3 jam setiap sesi. Peserta yang berpartisipasi ada 21 orang komposisi mahasiswa NSSBS dan beberapa anggota jemaat Sawangan, Tombulu. Hingga saat ini sudah ratusan prospek yang didekati dan telah menghasilkan lebih dari 20 pelajaran Alkitab (Bible Studies). Puji Tuhan, kami semua menjalani kegiatan ini dengan sukacita.

Kurikulum Triwulan Januari-Maret 2021

Tahun I dan Pengajar
1. Hermeneutika  (Alex Daniel)
2. Kehidupan Pengajaran Kristus II  (Timbul MT Sirait)
3. Pentateukh III (Hendrik Mandowally)
4 Sejarah Ibrani I (Jon Ropelemba)
5 Ilmu Budaya Dasar Sdr. Carolus Paruntu
6 Bahasa Indonesia Sdr. Timbul MT Sirait

Tahun III dan Pengajar
1. Mengembangkan Kepemimpinan dalam Diri Anda (Timbul MT Sirait)
2. Mengembangkan Kepemimpinan di Sekitar Anda (Jon Ropelemba)
3. Hidup Teratur (Jon Ropelemba)
4 Habitudes (Alex Daniel)

Kampus NSSBS Update
Hingga saat ini sudah hampir 100% pembangunan gedung Yayasan Pendidikan Alkitab Agape rampung. Semua fasilitas sudah bisa difungsikan dengan baik. Halaman-halaman sudah ditanami rumput-rumput dan pepohonan, dan sudah mulai tampak menghijau.

Kami senang dengan adanya tambahan pekerja di yayasan:
1. Sdr. Gerret Paruntu sebagai staf IT merangkap operator/sekretaris.
2. Sdr. Soni sebagai Penjaga Keamanan dan pemeliharaan gedung dan taman

Ucapan Belasungkawa
Kami keluarga besar NSSBS mengucapkan turut berdukacita atas meninggalnya saudara Alepson Sihaloho di Pematang Siantar. Almarhum adalah alumni SASBS 1990, suami dari Sdri. Ester Hawilawati, adik ipar dari saudara Alex Daniel. Saudara Alepson meninggalkan istri dan dua orang anak yaitu Sdri. Hanna Sihaloho dan James Sihaloho.


STUDENT'S CORNER

Student Profile
Nama : Elvin Laia
Tempat Tanggal Lahir : Hilimejaya,10 Mei 1999
Berasal dari Jemaat : GJK hilimejaya,Nias selatan.
Status : Mahasiswi tahun ke III 
Kesan : Selama belajar di NSSBS ini, saya sangat senang dengan peraturan yang ada sehingga dengan demikian membuat saya menjadi pribadi yang baik dan disiplin. NSSBS itu memanusiakan manusia menjadi manusia yang baik!

Related Posts