Buletin Edisi September 2021

Inside:
ARTICLE
APAKAH KITA MEMPUNYAI PILIHAN TENTANG KESELAMATAN?
COLLEGE NEWS
➠FINAL EXAM
➠LIBUR
➠KURIKULUM
➠UJIAN SKRIPSI
➠PENJALA MANUSIA (PELATIHAN PENGINJILAN)
STUDENT'S CORNER
➠STUDENT PROFILE


APAKAH KITA MEMPUNYAI PILIHAN TENTANG KESELAMATAN?
Oleh: Wayne Jackson

(Catatan Redaksi: Konsep tentang keselamatan seseorang sudah ditentukan oleh Allah yang berkembang di kalangan denominasi berakar dari doktrin John Calvin. Tentu saja konsep ini bertolak belakang 180 derajat dengan ajaran Alkitab. Tentu saja Alkitab menentang ajaran sesat ini, karena akan membuat manusia merana dalam keputusasaan sebab tidak dapat melakukan apapun yang terbaik untuk mendapatkan keselamatan atau sebaliknya membuat manusia terlalu percaya diri semu sebab tidak peduli apapun yang dilakukannya, ia merasa tetap selamat. Melalui artikel ini, penulis memberikan penjelasan yang benar dan alkitabiah mengenai pilihan seseorang untuk memperoleh keselamatan.)

Jika kita diberkahi dengan kehendak bebas, maka kita juga memiliki kemampuan untuk menerima atau menolak anugerah Allah.

Hal tersebut secara logis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Jika manusia memiliki kebebasan berkehendak (baik kebebasan maupun kemampuan) untuk memilih takdirnya, ia dapat memilih: diselamatkan atau hilang.

Tetapi kita memiliki kebebasan berkehendak, yang kemudian akan kita buktikan.

Oleh karena itu, manusia memiliki kemampuan untuk memilih takdirnya.

Dan untuk mengembangkan logikanya lebih jauh, kita dapat mengungkapkan pemikiran dengan cara ini.

Jika umat manusia memiliki kemampuan untuk meninggalkan keadaan penghukuman oleh karena pengaruh ajaran Kristus, tidakkah ia juga memiliki kebebasan yang serupa untuk meninggalkan keadaan keselamatan oleh karena pengaruh ajaran Setan?

Seperti yang akan segera kita lihat, manusia memang memiliki kemampuan untuk meninggalkan keadaan penghukuman oleh karena pengaruh Injil Kristus.

Dan, ya, dia juga memiliki kebebasan untuk melepaskan keselamatannya dan masuk kembali ke dalam keadaan terkutuk.

John Calvin dan Kehendak Bebas

Doktrin bahwa manusia tidak memiliki kebebasan berkehendak paling berpengaruh dikemukakan oleh John Calvin. Calvin, yang sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan Agustinus, menyatakan:

Kita pada dasarnya adalah orang berdosa; oleh karena itu, kita berada di bawah kuk dosa. Sekarang, jika seluruh manusia tunduk pada kekuasaan dosa, kehendak, yang merupakan kursi utama darinya, harus terikat dengan lingkaran yang paling kuat (Calvin, 271).

Bertentangan dengan spekulasi Agustinus, Calvin dan yang lainnya, bagaimanapun, Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menentukan haluan tindakan rohaninya.

Apa Kata Firman Tuhan Tentang Kebebasan Kita untuk Memilih?

Kekuatan pilihan manusia diilustrasikan dengan kuat oleh sebuah contoh dari hari-hari awal Israel.

Yosua, pemimpin besar Allah, menantang:

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! (Yosua. 24:15).

Umat menanggapi dengan membuat pilihan. Mereka juga akan melayani Yahweh, maka Yosua menyatakan:

Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya." (Yosua. 24:21, 22).

Belakangan, sayangnya, orang Israel ”memilih allah-allah baru” (Hak. 5:8, bdg. Amsal 1:29; Yes. 7:15, 16; 65:12; 66:3).

Memilih untuk Meninggalkan Keadaan Penghukuman

Bayi dilahirkan tidak bersalah. Mereka “belum mengetahui tentang yang baik dan yang jahat” (Ul. 1:39), oleh karena itu, mereka tidak dapat bertanggung jawab kepada hukum Allah dan dosa (1 Yoh. 3:4).

Karena kesucian anak-anak, mereka yang ingin masuk kerajaan surga harus menjadi seperti anak kecil (Mat. 18:3; 19:14). Bahkan orang Kristen dinasihati untuk menjadi "anak-anak" dalam kejahatan (1 Kor. 14:20).

Saat kita sudah cukup dewasa untuk memilih yang jahat atau yang baik (lih. Yes 7:15), karena kelemahan daging kita (Roma 7:25), kita akhirnya memilih untuk berbuat dosa. Jadi, sejak masa mudanya manusia menjadi orang berdosa (Kej. 8:21; Yer. 3:25).

Dosa kita yang memisahkan kita dari Allah (Yes. 59:1, 2), dan kita mati secara rohani “karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa” kita (Ef. 2:1). Dan karenanya, kita ditakdirkan untuk mendapatkan hukuman kekal.

Karena pemberontakan kita, maka wajar jika kita hilang. Inilah sebabnya mengapa kita sangat membutuhkan kasih karunia Yahweh.

Anugerah (perkenanan yang tidak layak) menyiratkan bahwa kita pantas mendapatkan penghukuman. Dan dengan demikian semua orang bertanggung jawab memasuki keadaan hilang (lih. 2 Taw 6:36; Roma 3:10, 23).

Sekarang inilah pertanyaan yang sangat penting. Dapatkah manusia memilih untuk meninggalkan keadaan hukuman yang layak diterima ini?

Kehendak Siapapun

Kitab Suci dengan limpahnya meneguhkan kebenaran bahwa manusia memang memiliki kemampuan untuk memilih meninggalkan takdirnya yang layak menerima hukuman kekal, berdasarkan kondisi yang ditetapkan dalam Injil.

Contoh-contoh berikut cukup untuk menunjukkan maksudnya. 

“Marilah Kepada-Ku”

Ketika Tuhan menawarkan undangan agung, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28), Dia menyiratkan bahwa orang-orang ini memiliki kemampuan untuk menerima panggilan itu.

“Yerusalem, Yerusalem”

Tentang Yerusalem yang memberontak, Kristus berkata:

Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau (Mat. 23:37).

Tuhan akan mengumpulkan mereka jika mereka mau datang; tetapi Dia tidak bisa [memaksa] jika mereka tidak mau! Itu tergantung pada kemauan besar mereka.

Barangsiapa Mau

Yesus dengan jelas mengajarkan: “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yoh. 7:17).

Anak Yang Hilang

Salah satu perumpamaan Guru Besar adalah tentang anak yang hilang. Dalam narasi itu, sang ayah mewakili Allah, yang selalu siap menerima orang yang menyimpang.

Anak yang hilang melambangkan pelanggar yang telah menyimpang dari Sang Pencipta ke “negeri jauh” dosa. Ketika pemuda itu menjadi kekurangan (dan mereka yang jauh dari Allah benar-benar kekurangan), dia menyadari kebodohan dari jalan seperti itu.

Di bagian lain dalam Perjanjian Baru, kita belajar bahwa keyakinan seperti itu dicapai melalui pengajaran Injil (lih. 1 Kor 15:1, 2). Maka, dia memutuskan: “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapakku” (Luk. 15:18).

Oh, arti dari kata-kata itu, "AKU AKAN."

Barangsiapa Yang Mau, Hendaklah Ia Mengambil ...

Dalam undangan terakhir Kitab Suci, Yang Mahakuasa mengumumkan, hampir seperti tanda seru penutup yang menekankan kebebasan manusia untuk berkehendak, “Barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” (Wah. 22:17).

Jelas, manusia yang bertanggung jawab - dapat memilih; dia dapat berkehendak untuk melepaskan hukuman yang memang pantas baginya.

Kehendak Bebas Kita Tetap Ada

Sekarang inilah fakta yang secara positif harus diingat.

Pada saat pertobatan, kapasitas pengambilan keputusan kita tidak berubah. Kekuatan kita untuk memutuskan tidak rusak. Kita bukan seperti robot yang diprogram secara mekanis yang kehilangan kekuatannya untuk memilih.

Sebagaimana anak Setan mungkin memilih untuk melayani Tuhan, tetapi sayangnya, terkadang anak-anak Allah justru kembali kepada kerajaan kegelapan.

Jika orang Kristen tidak memiliki kuasa untuk menaati atau menolak kebenaran, ia tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa adalah mungkin untuk menjadi “sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri” (Titus 3:11).

Ya, sangat jelas, Alkitab memperingatkan bahwa:
  •  Seorang Kristen bisa jatuh (Gal. 5:4);
  • Sebuah gereja bisa runtuh (Ef. 2:8; Wah 2:5);
  • Fakta juga, seluruh persekutuan saudara seiman dapat jatuh (2 Tes. 2:3), lebih luas lagi (2 Pet. 2:2). (Alih bahasa: Harun Tamale)
Karya Kutipan
Calvin, John. Institutes of the Christian Religion. Vol. I.

Sumber: Jackson, Wayne. "Do We Have a Choice About Salvation?" ChristianCourier.com. Access date: October 6, 2021. https://www.christiancourier.com/articles/1586-do-we-have-a-choice-about-salvation

 

COLLEGE NEWS

FINAL EXAM
Triwulan Juli – September 2021 telah berakhir. Para mahasiswa telah menyelesaikan Final Exam mereka dengan baik. Beberapa mahasiswa baru khususnya, walau mengalami kendala dalam mengikuti pelajaran, tetapi mereka berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang tbaik.

LIBUR
Setelah menyelesaikan Final Exam, para mahasiswa menikmati masa libur selama satu minggu. Kegiatan liburan lebih banyak dilakukan di sekitar kampus dengan berolahraga Tenis Meja dan membersihkan pekarangan dan kebun mengingat keadaan pandemi Covid 19 yang belum reda.


KURIKULUM
Mata Kuliah Triwulan II (Oktober-Desember 2021)

Tahun Pertama:
1. 121-Sejarah Ibrani (Yoshua-1 Raja) 60 jam (3 SKS) Jon Runtu
2. 122-Pentateukh III ( Bilangan -Ulangan) 60 jam (3 SKS) Hendrik M
3. 123-Kehidupan dan Pengajaan Kristus II 60 jam (3 SKS) Timbul MTS
4. 124-Hermeneutika 60 jam (3 SKS) Alex D
5. 125-Kewarganegaraan 30 jam (2 SKS) Carolus PP
6. 126-English 30 jam (2 SKS) Like H

Tahun Kedua:
1. 321-Apologetika Kristen 60 jam (3 SKS) Alex D
2. 322-Kitab Roma 60 jam (3 SKS) Timbul MTS
3. 323-Kitab Nabi2 Kecil 60 jam (3 SKS) Jon Runtu
4. 324-Yesaya 60 jam (3 SKS) Harun T
5. 325-Bahasa Yunani II 30 jam (2 SKS) Timbul MTS
6. 326-Homilitika 30 jam (2SKS) Jon Runtu

Mahasiswa Tahun Pertama:
1. Jonisanto Laia asal Nias
2. Krisman Jaya Mendrofa asal Sibolga
3. Heri Pastio Aritonang asal Batam
4. Samuel Norbertus Situmorang asal Medan
5. Christian Lapian asal Manado
6. Sokirama Laia asal Jambi
7. Frangky Sumampouw asal Manado
8. Diana Adriana Tellusa asal Manado

Mahasiswa Tahun Kedua:
1. Charis Theo Yehezkiel Simanjuntak asal Batam
2. Markus Manalu asal Batam
3. Ade Tri Prayoga asal Lampung
4. Titus Lafau asal Lampung
5. Monica Elena Tarida Banjar Nahor asal Jakarta
6. Putrahmad Waruwu asal Sibolga
7. Serly Adwiyana asal Luwu Timur

UJIAN SKRIPSI
Mahasiswa tahun ketiga telah menyelesaikan tahap Ujian Skripsi dengan nilai yang baik. Mereka adalah:
1. Fred Luis Hengga asal Papua
2. Yarman Gulo asal Nias
3. Elfitaria Laia asal Nias
4. Sunia Ndruru asal Nias

Dan direncanakan akan diwisuda bulan Oktober 2021. Mereka juga saat ini sedang mengikuti perkuliahan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Kristen di sebuah sekolah Tinggi di Manado.

PENJALA MANUSIA (PELATIHAN PENGINJILAN)
Saat ini semua mahasiswa sedang mengikuti kegiatan Pelatihan Penjala Manusia yang di adakan oleh Gereja Sidang Jemaat Kristus Di Indonesia (GSJKDI) Sawangan Tombulu.


STUDENT’S CORNER

Student Profile
Nama : Christian Lapian
Tanggal lahir : 25 Desember 1987
Jemaat asal : GSJK Suwaan, Minahasa Utara
Hobby : Membaca buku
Motto : “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33) Tujuan belajar di NSSBS: Belajar tentang kebenaran Firman dan mempersiapkan diri menjadi seorang penginjil.

Related Posts